
Aliansi Mahasiswa Unisma Melawan (AMULA) kembali menggelar aksi demonstrasi di depan gedung rektorat Universitas Islam 45 Bekasi (UNISMA) pada Jumat, (23/08). Aksi ini merupakan lanjutan dari aksi demonstrasi yang dilakukan pada rabu lalu. Para mahasiswa datang untuk menuntut kejelasan atas enam tuntutan yang telah mereka sampaikan dalam aksi pertama.
Koordinator Lapangan AMULA, Adam, dalam keterangannya menyatakan bahwa aksi ini dilakukan karena tuntutan mereka belum mendapatkan kejelasan atau solusi konkret dari pihak rektorat. “Terkait aksi hari ini, kita datang lagi untuk kedua kalinya ke depan gedung rektorat untuk meminta kejelasan dari enam tuntutan yang sudah kita layangkan di aksi pertama. Sayangnya, sampai hari ini belum ada respon yang memadai dari pihak rektorat selain mengenai beasiswa,” jelasnya.

Adam menambahkan bahwa salah satu tuntutan penting yang belum terpenuhi adalah terkait dispensasi yang belum diterapkan secara merata di seluruh fakultas di Unisma. “Di semua fakultas, masih ada yang belum mendapatkan dispensasi. Ini adalah salah satu dari enam tuntutan utama yang belum dipenuhi sepenuhnya. Karena itu, kami datang lagi ke gedung rektorat untuk meminta penjelasan, namun hasilnya masih sama seperti aksi pertama tidak ada solusi pasti atau kejelasan dari pihak rektorat,” ungkapnya.
AMULA menegaskan sikap mereka untuk terus melakukan perlawanan hingga enam tuntutan tersebut diselesaikan. “Kami akan terus melawan, tidak akan berhenti dan tidak akan diam sampai enam tuntutan yang menjadi masalah utama di Unisma ini ditemukan solusinya secara bersama-sama. Kami tekankan kepada rektorat untuk serius memikirkan solusi atas enam permasalahan yang sudah kami sampaikan,” lanjut Adam dengan tegas.
Namun, Adam juga mengungkapkan bahwa aksi hari ini mengalami penggembosan. “Hari ini, aliansi mahasiswa Unisma Melawan atau AMULA mengalami penggembosan. Awalnya, setiap elemen dari organisasi internal di Unisma terlibat dalam perjuangan ini. Namun, setelah aksi pertama, beberapa fakultas sudah diberikan dispensasi secara dadakan tanpa pemberitahuan resmi. Ini sangat kita sayangkan karena seharusnya dispensasi tersebut menjadi kebijakan resmi yang dikeluarkan berdasarkan surat edaran atau surat keputusan, bukan hanya diberikan kepada segelintir mahasiswa secara tidak menyeluruh. Kami juga tidak tahu dasar hukum apa yang digunakan untuk memberikan dispensasi tersebut,” tuturnya.
Meskipun menghadapi tantangan, AMULA menegaskan komitmen mereka untuk terus berjuang demi kepentingan seluruh mahasiswa Unisma. Mereka berjanji akan terus menggelar aksi hingga pihak rektorat memberikan solusi yang jelas dan adil bagi semua mahasiswa.